Sabtu, 18 Februari 2017

Cita-cita, Passion, dan Kebahagian



Apa cita-cita pertama kamu? 

Kalau aku ditanya gitu, aku akan jawab JADI ASTRONOT.   

Source : http://astronomi-meirina.blogspot.co.id/2012/06/astronomi.html

Kalau kebanyakan teman seumuranku dulu jawabannya kepingin jadi dokter, guru, polisi, tentara, aku malah kepingin jadi astronot. Alasannya sih simple, karena aku suka banget lihat bintang-bintang. Waktu kecil sering banget diajak ke planetarium, sampai aku punya rasi favorit sendiri. FYI, rasi favoritku rasi orion, si 3 rasi kembar, triplets. Bukan..bukan.. bukan daehan, minguk, mansae -____-"

Saat itu juga lagi hits banget film Petualangan Sherina. Kalau kamu angkatan 80-90an pasti kamu inget ada scene di mana Sherina dan Sadam terjebak di Boscha dan Sherina menyanyikan lagu Bintang-bintang (dan berakhir dengan cium kening, eeehh)

Dan aku hafal dong semua lagu di film itu! #anak90anbahagia

Menginjak kelas 4 SD cita-citaku akhirnya berubah, dan masih tetep anti mainstream  (iya perlu banget di garisbawahi). Apakah itu? Jadi psikolog. Dan lagi-lagi alasannya simple, aku baca buku mama tentang psikologi dan akhirnya tertarik untuk jadi psikolog. Bukunya lumayan besar dan tebal, judulnya "Pikiran". Dari mulai psikologi kontemporer sampai psikologi populer dibahas di sana. Bukunya sampai rusak, dibaca terus :(

Bertahun-tahun kepingin jadi psikolog, eehh di bangku SMA aku malah jadi ragu sama cita-cita sendiri. Tiba-tiba aku malah kepingin jadi dokter, karena suka nonton drama korea yang berbau kedokteran (duuuh anaknya gampang banget dipengaruhin -,-), lalu berubah lagi kepingin jadi programmer, karena kayaknya jadi programmer itu keren parah, jago per-coding-an yang hanya dipahami segelintir manusia di muka bumi ini.

Intinya menurut kacamata seorang Turfa, antimainstream itu KEREN -_-

Tapi bener kata orang, kalau ucapan itu doa. Bertahun-tahun setiap ditanya "cita-citanya jadi apa?", aku selalu jawab jadi psikolog, dan taraaaaa aku diterima 2 PTN di jurusan Psikologi (bisa baca di sini bagaiman akhirnya aku diterima di jurusan psikologi). Walaupun sebenernya untuk jadi psikolog harus ambil S2 psikologi profesi, tapi paling ga, jalan menuju ke sana semakin dekat.

Belajar psikologi memberi kesempatan buat aku lebih memahami dan mengenal diri sendiri. Lebih peka terhadap "kebutuhan" diri sendiri dan menemukan passion yang terpendam dalam diri aku. Ga sedikit lho orang-orang yang terjebak dalam kehidupan, yaudah jalanin aja, ga semua orang beruntung bisa jalanin karir atau kehidupan sesuai passionnya.

Sebenarnya ga mudah bagi aku sendiri untuk paham kemudian tau apa sih "kebutuhan" dan "keinginan" aku sebenarnya. Semisal dulu tuh aku kepingin banget jadi wanita karir yang kerja kantoran 8 jam sehari, tapi saat magang aku mulai paham kalau "ini bukan dunia gue". Meskipun pada akhirnya kerja kantoran juga, maka dari itu di sela-sela kesibukkan aku tetap menjalani apa yang aku suka dan apa yang menjadi passion aku selama ini.

Menulis adalah salah satu passion aku. Walaupun aku sadar sih kemampuan menulis aku yang pas-pasan ini, tapi paling ga aku bahagia setiap kali berhasil menuliskan sesuatu. Katanya tanda-tanda kita memiliki passion pada suatu hal adalah saat kita menjalankannya, kita akan merasa bahagia meskipun tanpa bayaran.

Mungkin karena aku introvert banget, menulis adalah wadah paling efektif bagi aku menyalurkan apa yang aku pikirkan dan rasakan. Terbukti sejak SD hingga hari ini aku masih suka curhat di buku harian. Aku masih simpan semua buka harian aku lho.

Menulis berbagai hal yang berhubungan dengan dunia kecantikan pun bukan karena ikut-ikutan atau memanfaatkan trend saat ini. Sesungguhnya aku sudah "centil" sejak kecil. hihihi... Aku sempet tulis juga apa yang melatar belakangi aku tertarik menjadi "beauty blogger" di blog ini

Selain tulis menulis ternyata aku punya ketertarikan terpendam di dunia entrepreneur. Ketertarikan yang satu ini pun sudah terdeteksi sejak kecil. Berbagai jenis usaha dari mulai kerajinan tangan sampai kuliner sudah pernah kujajal. Dan alhamdulillah sekarang sedang belajar (lagi) menjalani bisnis online shop kecil-kecilan. Walau pun bisnis ini masih sebagai side job yang "belum banyak menghasilkan" tapi seperti yang aku tekankan sebelumnya, kalau kita menjalani sesuatu sesuai passion kita, kita akan merasa bahagia tanpa dibayar sekalipun, kalau pada akhirnya menghasilkan, itu bonus.

Menginjak usia 24, aku sih cenderung win-win solution, gamau terlalu ngoyo dengan prinsip, "pokoknya gue mesti ngejalani segala sesuatunya sesuai passion gue. titik!" tapi gamau terbelenggu sama prinsip, "bodo amat sama passion yang penting yang penting hidup gue bergelimang harta." Nope! Aku memang butuh materi sih, tapi butuh bahagia juga.

Jadi sekarang aku coba hidup ngalir aja. Kalau bisa ngejar ngejalanin passion lainnya, semisal kuliah lagi ,because i'm extremely nerd dan masih berharap bisa jadi PSIKOLOG, alhamdulillah, tapi kalau pun harus berakit-rakit ke hulu dulu jadi ses-ses kantoran, yah passion bisa dikesampingkan sebagai hobi, semisal ngeblog seperti sekarang ini.

Prinsip aku sih saat ini, kalau passion bisa menghasilkan pundi-pundi dollar, alhamdulillah banget, tapi yang terpenting menjalani hal-hal sesuai passion bakal menghasilkan pundi-pundi kebahagian.

Oiyaa, baca juga keseruan Eka Zaini yang lagi semangat-semangatnya mencari passionnya di sini

Happy weekend :)

Coba ceritain juga dong, cita-cita, passion dan apa yang bikin kamu bahagia <3



2 komentar:

  1. Like "yang terpenting menjalani hal-hal sesuai passion bakal menghasilkan pundi-pundi kebahagian" 😆😆

    BalasHapus