"Ini apa ka?"
"Itu apa ka?"
"Ini gimana cara pakainya ka?"
"Ini beli di mana ka?"
Itulah sekelumit pertanyaan-pertanyaan yang sering nongol di comment IG atau Youtube para Influencer. Ketika menanyakan segala sesuatu semakin mudah tidak dibarengi dengan keinginan mencari tau sendiri dan kemunduran genarasi saat ini dalam membaca, makanya aku buat judul postingan kali ini ; "Generasi Malas Membaca".
Menilik kebelakang, belasan tahun silam, masa-masa di mana saat itu punya buku RPUL dan RPAL adalah kebanggan dan malah terkadang keharusan karena dari sanalah kami para anak SD - di era akhir 90an, memasuki awal 2000an - mencari jawaban atas banyak pertanyaan, baik yang ditanyakan guru, soal ujian, bahkan pertanyaan diri sendiri.
Level lebih tinggi di atas RPUL dan RPAL adalah Ensiklopedia, yang harganya agak lebih mahal. Beberapa orang yang ga mampu beli Ensiklopedia berbondong-bondong baca di Perpustakaan Sekolah, termasuk aku.
Baca komik penemu-penemu pun adalah cari kami untuk nambah wawasan selain nonton Harun Yahya Series. Karena saat itu kami belum bisa googling; "siapa penemu bohlam?"
Berenjak remaja, aku mulai banyak baca majalah remaja, semacam Gadis dan Hai. Bye bye to Bobo. Baca majalah bergenre remaja butuh ekstra pemahaman lebih, karena banyak istilah baru yang bakal ditemukan. Pernah suatu hari ketemu kata "M*sturbasi". Aku sih sadar kata tersebut termasuk ke kata tabu. Dan apa yang aku lakukan?? Buka KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA, ya literally memang BESAR banget. Dan akhirnya menemukan arti dari kata tersebut.
Di bangku SMA, aku udah mulai melek internet, udah kenal juga sama om google. Tapi saat itu bagiku google masih sebatas mesin pencari informasi tentang "artis idola" hahahaha. Kepercayaan aku terhadap google masih rendah. Googling tuh jalan terakhir kalau udah melakukan segala cara tapi ga ada hasilnya.
Baarulah di bangku kuliah google menjadi mesin penolong. Kalau di google ga ada baru cari di buku hehehe. Kepercayaan aku terhadap google semakin meningkat. Keyword semacam; "Bagaimana cara....." udah jadi makanan sehari-hari.
Rasanya udah ga perlu nanya ke siapa-siapa lagi, gataau jalan pun bisa langsung nanya ke google maps. Ahh betapa teknologi amat sangat memudahkan saat ini. Sayangnya, ga banyak yang memanfaatkannya secara bijak. Itulah alasannya dampak negatif kecanggihan teknologi masih sering dikeluhkan. Karena sebenarnya salahnya di kita, belum bisa memanfaatkan teknologi secara bijak.
Semudah itu teknologi memudahkan kita untuk tau banyak hal, tapi sayangnya generasi sekarang generasi seneng disuapin. Ga mau repot cari tau sendiri. Segala sesuatu ditelan mentah-mentah, ga mau repot cari tau kebenarannya. Gampang terprovokasi, gampang terseret arus. Kenapa? Karena generasi saat ini malas membaca.
Coba deh perhatikan kolom komentar di berita-berita online, pasti ada aja yang komennya ngawur ga sesuai sama isi berita, parahnya beberapa yang komentar cuma baca judul beritanya aja, lantas dengan berapi-api memberi komentar yang ga sesuai isi berita. Padahal judul-judul berita saat ini sengaja dibuat ambigu, untuk memancing pembaca membaca isi beritanya. Kasiannya, beberapa orang malas membaca isi beritanya tapi semangat memberi komentar.
Contoh lain tentang broadcast messege. Semakin banyak men-share broadcast messege seolah semakin banyak menebar kebaikan, apalagi kalau isinya mengenai peringatan ini itu. Stop guys mulai dari sekarang! Cari dulu kebenaran informasinya. Jangan sampai kamu jadi salah satu penebar HOAX. Walaupun yang kita tebarkan kebaikan - tapi kalau ga bener, kalau dalam Islam istilahnya ga ada dalilnya - jatohnya juga jadi salah.
IQRA. Bacalah!
IQRA. Bacalah!
Jangan jadi generasi malas membaca.
Jangan jadi generasi maunya disuapin aja.
Jangan jadi generasi malas cari tau sendiri.
Jangan jadi generasi gampang terprovokasi.
Salah satu amalan yang ga terputus adalah ilmu yang bermanfaat, dan untuk mendapatkan ilmu salah satunya dengan membaca :)
Filter setiap informasi yang kita dapat dengan cara mencari tau kebenarannya. Yuk, jadi generasi yang cerdas dan saling mencerdaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar